Pemasar Agresif Tidak Akan Kaya

Membaca judul di atas mungkin anda merasa sangat aneh. Betapa tidak? Para pemasar tentu akan berlomba-lomba melakukan segala cara untuk meraih penjualan. Hal itu membuat mereka sangat agresif. Apalagi didorong oleh faktor target dan kecaman rekan sejawat, supervisor bahkan manager.

Di beberapa perusahaan diterapkan, bahkan dari sejak seorang pemasar muda yang masih baru, baru saja memulai debutnya, dilatih untuk selalu agresif. Tidak ada waktu baginya untuk melakukan kegiatan selain menjual. Bahkan dalam obrolan sehari-harinya pun tidak lepas dari kegiatannya menjual.

Kisah John Conti, seorang agen baru di sebuah perusahaan asuransi yang cukup ternama. Dari mulai pertama masuk kerja dicekoki untuk selalu menjual, menjual dan menjual. Dengan semangat dan percaya diri John muda mulai memasarkan produk-produknya. Setiap orang yang ditemuinya selalu ditawarkan asuransi. Setiap obrolan, bahkan dengan teman-temannya tak lepas dari menawarkan asuransi. Tidak ada ruang di kepalanya yang tidak terisi perihal asuransi.

Semakin lama, ternyata sikap John ini membuat teman-temannya merasa ganjil. John sekarang tidak asyik. John sekarang tidak simpatik. Di saat orang mengobrolkan sebuah film baru, ia justru bicara masalah asuransi. Di saat orang bicara tentang bayi Nancy yang baru lahir, ia menyambarnya dengan asuransi. Akhirnya teman-teman John menjauh.

Sebulan berlalu... John tidak melakukan penjualan satu pun. Ia dipanggil bos dan apa yang didapatkan John? Omelan-omelan yang membuat dada John muda bergemuruh dan telinganya panas mendengarnya. Seolah-olah ia sangat tidak berguna. Padahal ia telah berusaha dengan sangat keras. Ya... sangat keras.

Keluar dari ruangan hati John bertambah pilu. Teman-temannya yang seangkatan pun menertawakannya. Ya... Hanya ia satu-satunya orang yang tidak bisa melakukan penjualan bulan ini. Suara tawa pun mengantarkan John keluar gedung itu.

Tiga bulan berlalu... John masih belum bisa melakukan satu pun penjualan. Kali ini ia betul-betul habis. Uang bekal yang diberikan oleh orang tuanya sudah tidak mencukupi lagi. Pagi itu ia menemui bosnya. Hari itu ia berencana berpamitan untuk pulang ke kampungnya di Connecticut. Ia akhirnya menyerah. Sang bos dengan cengirannya pun "merelakan" John pulang.

Di tengah perjalanan naik kereta ke Connecticut, John bersebelahan dengan seorang laki-laki bernama Lambert. Pakaiannya sangat lusuh. Laki-laki itu kelihatan sangat gelisah. Sebentar-sebentar menengok ke arah jendela, lalu pintu masuk.
"Tuan...," kata lai-laki itu. "Saya tahu ini mungkin terlihat sangat konyol. Tapi saya benar-benar butuh bantuan tuan." lanjutnya.
"Bantuan apa Mister?" John memandang orang itu dengan curiga.
"Saya ingin ke Connecticut menengok anak perempuan saya, tapi saya kecopetan tadi sewaktu di pasar." laki-laki itu bercerita.
"Jadi mister? Apa yang bisa saya bantu?" tanya John muda.
"Saya naik tadi belum beli tiket. Maukah anda membayar tiket untuk saya? Please, tuan?" katanya memelas.
"Gila !" pikir John muda. Baru kenal sudah minta dibayarin. Mana uangnya pas-pasan lagi. Bisa-bisa nggak makan hari ini, nih. Tapi melihat orang tua itu John benar-benar merasa kasihan.
"Baiklah, Pak. Saya bayari tiket Bapak ke Connecticut." akhirnya John memutuskan. Orang tua itu terlihat sangat girang.
"Terima kasih, Nak" katanya. "Saya pasti akan membalas kebaikan anda." John hanya memandang kepada orang tua itu. Balasan apa yang bisa diberikan orang tua berbaju lusuh itu?

Orang tua itu ternyata baru pertama kalinya pergi ke Connecticut. Ia ingin menengok anak perempuannya yang ditugaskan sebagai dokter di sana. Dan karena ia belum mengenali alamat anaknya, maka sekali lagi ia meminta John untuk membantunya. Sekali lagi John menyanggupinya. hingga akhirnya sampailah mereka di kediaman anak perempuan Mister Lambert. Karena merasa bantuannya sudah selesai John pun berpamitan.
"Tunggu dulu anak muda." suara Lambert menahan langkahnya. "Kau cerita tadi kau kerja di asuransi?" ia lanjut bertanya.
"Benar, sir."
"Kau bawa polisnya?" tanya Lambert.
"Sir?" John muda bingung. "Tidak Pak. Saya tidak membawanya. Saya hanya membawa formulir kosong." kata John.
"Kesinikan formulir itu." Dengan perasaan masih bingung John menyerahkan formulir itu. Dengan cekatan orang tua itu mengisi formulirnya, lalu menulis di secarik kertas kecil.
"Anak muda. Ini saya serahkan cek untuk asuransi saya melalui kamu. Saya sudah bilang, saya pasti akan membalas kebaikanmu."
Menerima lembaran cek yang diserahkan oleh Mister Lambert membuat mata John terbelalak. Betapa tidak? Satu juta dollar untuk satu polis asuransi, pasti akan membuat ia menjadi penjual paling top.

Kisah tersebut menggambarkan bahwa penjualan itu bukan semata-mata menggunakan bahasa menjual, seperti "silakan beli", "sudah punya polis kesehatan?" atau "ikut program MLM ini yukk" dan sebagainya. Sikap-sikap pendekatan kita sangatlah diperlukan. Bisa nggak anda bayangkan, ada seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa, ketika bertemu kembali, bukannya pertanyaan "hai.. bagaimana kabarmu? tinggal di mana?", tapi justru pertanyaan-pertanyaan konyol dari mulut anda seperti "Aku di bisnis anu ikutan yuk jadi downlineku" atau "karena sekarang aku agen asuransi, beli dari aku ya?". Tentu anda akan nyengir merasa aneh juga kan?

Johny Andrean menjadi besar seperti sekarang ini, bukan karena kepiawaiannya semata. Ia sangat sukses menggabungkan antara keahliannya di bidang hair style dan kemampuannya berkomunikasi dengan pelanggan. Ia membuat pelanggan seperti saudara baginya. Ia tak segan-segan mengajak pelanggannya bercanda dengan gurauan-gurauan segar atau hanya sekedar ngobrol dengan obrolan-obrolan ringan untuk mengetahui keinginan pelanggannya.

Cara Mendaftar Paypal

Bagi teman-teman yang baru berkecimpung di bisnis online pasti bingung mengenai Paypal. Begini... Paypal adalah salah satu payment processor di dunia internet. Yaaa.... semacam bank virtual, begitu...
Dengan menggunakan akun dari Paypal ini, maka bagi teman-teman yang menjalankan bisnis online, khususnya program-program dari luar negeri bisa menerima pembayaran atau pun belanja online dengan menggunakan fasilitas internet.

Cara mendapatkan akun Paypal mudah sekali. Pertama-tama teman-teman harus masuk ke websitenya Paypal, bisa klik di sini : Paypal
Maka teman-teman akan diarahkan ke halaman seperti di bawah ini (kalo belum dirubah, ya... ^_^ )


Klik tombol "Sign Up Today", maka teman-teman akan diarahkan ke halaman berikut :

Lalu pilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Buat teman-teman baru saya sarankan pilih "Personal" terus klik tombol  "Get Started" di bawah kategori Personal. Setelah itu teman-teman akan diarahkan ke halaman berikut :

Isikan data diri anda sesuai dengan kolom-kolomnya. Pastikan Anda mengisinya dengan benar. Setelah semua kolom terisi, selanjutnya klik tombol "Agree and Create Account".

Setelah itu buka email Anda yang sama dengan alamat email yang anda isikan di kolom tadi. Cek apakah Paypal membutuhkan verifikasi email dari Anda. Kalau ada, maka Anda wajib mengklik link yang dikirimkan melalui email Anda tersebut.

Berarti akun Paypal anda sudah bisa digunakan. Ingat bahwa email anda yang didaftarkan tadi akan menjadi nama bagi akun Paypal Anda.

Semoga sukses.