Warna pada makanan memang membuat tampilan lebih menggugah selera. Namun, tidak semua pewarna aman untuk dikonsumsi. Ada beberapa bahan pewarna sintetis yang masih saja ditemukan dalam makanan sehari-hari, padahal telah dilarang karena dapat membahayakan kesehatan. Karena itu, bagi Anda yang hobi makan jajanan di luar perlu berhati-hati dan memperhatikan betul warna makanan yang akan dikonsumsi.
Pewarna makanan yang berbahaya biasanya dari jenis pewarna sintetis yang telah diteliti oleh lembaga pengawasan obat dan makanan dapat merugikan kesehatan manusia. Pewarna sintetis biasanya berasal dibuat dari bahan kimia yang disintesa di laboratorium atau pabrik. Proses produksi masal menjadikan harganya lebih murah, tetapi lebih stabil dalam performa pewarnaan. Di antara pewarna buatan ini banyak juga yang diijinkan oleh lembaga pengawasan seperti BPOM dengan batasan atau limitasi penggunaannya. Namun yang perlu Anda cermati, seberapa jauh bahan kimia pewarna ini masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan atau jajanan dari berbagai jenis dan merk yang telah kita konsumsi. Sampai seberapa banyak pewarna buatan ini terakumulasi sehari-hari. Anda mungkin akan sependapat dengan saya, bahwa hal ini sulit dikontrol terutama pada anak-anak yang dihadapkan pada aneka jajanan dengan warna yang menarik. Karenanya, penting bagi kita untuk mengenali dan mewaspadai bahan-bahan kimia berbahaya agar kita dapat menghindarinya.
Dampak negatif apa yang diakibatkan oleh pewarna berbahaya?
Selain merugikan kesehatan seperti terkenanya penyakit kanker, ginjal, liver, alergi atau hipersensitif pada penderita asma, pewarna berbahaya juga dapat berakibat buruk pada perilaku manusia seperti hiperaktivitas, terutama pada anak-anak.
Apakah ciri-ciri pewarna berbahaya yang bisa dikenali oleh orang awam?
Pewarna berbahaya di dalam makanan dapat dikenali dari warnanya yang lebih cerah dan mencolok. Beberapa pedagang nakal, bahkan menggunakan pewarna tekstil untuk menarik selera anak-anak. Ada juga ciri pewarna yang mudah luntur, biasanya meninggalkan jejak kuat di plastik atau kertas. Ciri yang lain yang bisa dikenali adalah adanya rasa pahit pada makanan yang berwarna tersebut. Perlunya berhati-hati pada makanan kerupuk warna-warni. Waspadai juga warna yang mencolok pada jajanan pasar, jajanan sekolah, jeli atau es sirup.
Pewarna apa saja yang dilarang?
Contoh pewarna yang dilarang antara lain:
Rhodamin B. Pewarna merah muda terang atau pink. Beresiko merusak hati, memicu kanker.
Methanil Yellow. Pewarna kuning cerah. Beresiko mengganggu fungsi ginjal dan saraf.
Sudan I–IV. Pewarna merah oranye. Bersifat karsinogenik, dapat merusak usus.
Amaranth (FD&C Red No.2). Pewarna merah tua. Dapat memicu alergi, kemungkinan karsinogenik
Blue VRS & Green S. Pewarna biru dan hijau. Dapat menyebabkan iritasi lambung dan liver
Coba cari laporan BPOM mengenai pewarna berbahaya untuk mengetahui lebih lanjut.
Bagaimana cara kita melindungi diri dari pewarna berbahaya ini?
Beberapa tindakan yang dapat kita lakukan antara lain:
Memilih produk yang mencantumkan izin BPOM dan komposisi jelas.
Mengurangi konsumsi makanan dengan warna terlalu cerah.
Beli makanan dari produsen tepercaya.
Jika memungkinkan, didihkan atau cuci makanan untuk mengurangi residu warna.